Selasa, 12 Juni 2012

I love U "MOM"

Photo: Seperti mentari yang datang di pagi hari, ia menyambut penduduk bumi dengan penuh kehangatan.

Seperti hujan yang membasahi bumi, ia menumbuhkan tanaman-tanaman di bumi dengan penuh kesetiaan.

Seperti bintang terang di malam hari, ia memberi senyuman pada penduduk bumi dengan penuh kedamaian.

Dan, itulah yang ku dapatkan darimu ibu.
Kau memberi kami kehangatan dengan pelukanmu di saat kami mulai kedinginan karena banyaknya air mata yang membasahi pipi.
Kau setia menemani kami bukan saat kami bisa membuatmu bahagia, tapi kau juga setia memaafkan kami di saat kami mulai melakukan seribu satu kesalahan.
Dan, kau memberi kami kedamaian dengan kehangatan dan kesetiaan yang selalu kau curahkan pada kami, pada anakmu yang tak pernah membahagiakanmu, dan pada anakmu yang selalu membuat seribu satu kesalahan.

Ibu...
Tuhan menciptakan kau dengan tiga pasang mata,
Sepasang mata pertama dapat menembus ‘pintu’ yang tertutup rapat dan kau bertanya pada kami, ‘Apa yang sedang kau lakukan didalam situ nak?’ padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. Sepasang
mata kedua itu di letakkan Tuhan di belakang kepala ibu, sehingga kau bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, kau dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh kau lihat. Dan, sepasang mata ketiga untuk menatap lembut kami anakmu yang mengakui kekeliruan yang kami lakukan. Mata itu bisa bicara! Mata itu berkata, ‘Saya mengerti dan saya sayang padamu nak!’ meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.

Ibu....
Kasih sayang dan cintamu itu seperti derasnya hujan yang menumbuhkan tanaman di bumi dengan indah sehingga menghasilkan buah matang meranum pada tanaman itu.
Dengan derasnya cinta dan kasih sayangmu itu, kau mampu menumbuhkan semangat dan gairah kami untuk tetap melangkah maju di kehidupan yang tak mudah ini, dan kau tak akan pernah berhenti mengguyur kami dengan derasnya cinta dan kasih sayangmu hingga kau benar-benar yakin bahwa kehidupan yang tak mudah ini mampu kami perlakukan dengan indah, seindah doa yang kau lantunkan pada Sang Maha Kuasa di atas sajadah di keheningan malam, seindah kesabaran yang kau lukiskan di atas kanvas keimanan, seindah kebersyukuran yang senantiasa kau lantunkan di atas bukit ketakwaan, dan seindah tindakan yang kau lakukan di atas jalan kesungguhan.

Ibu....
Air matamu itu seperti jernihnya air yang mengalir dari pegunungan menuju samudera kehidupan dan terjun ke sungai-sungai kebahagiaan yang memercikkan air senyuman, harapan dan keberanian di setiap kejernihan air yang mengalir.

Ibu....
Doamu itu bagaikan perisai emas yang tak hanya mampu melindungi kami dari gangguan tapi juga mampu mengindahkan kami dengan emas keyakinan dan menyilaukan keragu-raguan hingga sikap ragu-ragu enggan menghampiri kami dan pergi dari kehidupan kami untuk selama-lamanya.

Ibu....
Kami sadar,
Kami tahu,
Kami mengerti,
Berjuta tindakan yang kami lakukan untuk membuat kau tersenyum tak akan cukup mampu menggantikan derasnya cinta dan kasih sayangmu, takkan bisa menghapus air matamu dan takkan mampu menghentikan doamu pada Sang Pencipta.
Namun kami yakin,
Dan, kami percaya,
Satu doa yang kami ucapkan pada Sang Maha Kuasa cukup mampu membuat hati ibu sebahagia anak rusa, jiwa ibu sekuat pohon beringin, hidup ibu seindah bunga tulip di Amsterdam, pikiran ibu sebersih udara pegunungan, dan wajah ibu secantik bidadari surga.

Tuhan,
Di setiap sendi kehidupan, kami sering melukai hati ibu kami, kini saatnya kami memohon pada Engkau agar Kau bersedia mengobati luka ibu kami dengan curahan cinta, dan kasih sayangMu pada ibu kami sebagaimana ibu kami mencintai dan menyayangi kami. Aamiin

03.05.2012.
TMD - Giving spirit for you all.

Banyak menulis, banyak berkata, banyak berdosa. Maafkan admin ya sahabat TMD?
Seperti mentari yang datang di pagi hari, ia menyambut penduduk bumi dengan penuh kehangatan.

Seperti hujan yang membasahi bumi, ia menumbuhkan tanaman-tanaman di bumi dengan penuh kesetiaan.

Seperti bintang terang di malam hari, ia memberi senyuman pada penduduk bumi dengan penuh kedamaian.

Dan, itulah yang ku dapatkan darimu ibu.
Kau memberi kami kehangatan dengan pelukanmu di saat kami mulai kedinginan karena banyaknya air mata yang membasahi pipi.
Kau setia menemani kami bukan saat kami bisa membuatmu bahagia, tapi kau juga setia memaafkan kami di saat kami mulai melakukan seribu satu kesalahan.
Dan, kau memberi kami kedamaian dengan kehangatan dan kesetiaan yang selalu kau curahkan pada kami, pada anakmu yang tak pernah membahagiakanmu, dan pada anakmu yang selalu membuat seribu satu kesalahan.

Ibu...
Tuhan menciptakan kau dengan tiga pasang mata,
Sepasang mata pertama dapat menembus ‘pintu’ yang tertutup rapat dan kau bertanya pada kami, ‘Apa yang sedang kau lakukan didalam situ nak?’ padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. Sepasang
mata kedua itu di letakkan Tuhan di belakang kepala ibu, sehingga kau bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, kau dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh kau lihat. Dan, sepasang mata ketiga untuk menatap lembut kami anakmu yang mengakui kekeliruan yang kami lakukan. Mata itu bisa bicara! Mata itu berkata, ‘Saya mengerti dan saya sayang padamu nak!’ meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.

Ibu....
Kasih sayang dan cintamu itu seperti derasnya hujan yang menumbuhkan tanaman di bumi dengan indah sehingga menghasilkan buah matang meranum pada tanaman itu.
Dengan derasnya cinta dan kasih sayangmu itu, kau mampu menumbuhkan semangat dan gairah kami untuk tetap melangkah maju di kehidupan yang tak mudah ini, dan kau tak akan pernah berhenti mengguyur kami dengan derasnya cinta dan kasih sayangmu hingga kau benar-benar yakin bahwa kehidupan yang tak mudah ini mampu kami perlakukan dengan indah, seindah doa yang kau lantunkan pada Sang Maha Kuasa di atas sajadah di keheningan malam, seindah kesabaran yang kau lukiskan di atas kanvas keimanan, seindah kebersyukuran yang senantiasa kau lantunkan di atas bukit ketakwaan, dan seindah tindakan yang kau lakukan di atas jalan kesungguhan.

Ibu....
Air matamu itu seperti jernihnya air yang mengalir dari pegunungan menuju samudera kehidupan dan terjun ke sungai-sungai kebahagiaan yang memercikkan air senyuman, harapan dan keberanian di setiap kejernihan air yang mengalir.

Ibu....
Doamu itu bagaikan perisai emas yang tak hanya mampu melindungi kami dari gangguan tapi juga mampu mengindahkan kami dengan emas keyakinan dan menyilaukan keragu-raguan hingga sikap ragu-ragu enggan menghampiri kami dan pergi dari kehidupan kami untuk selama-lamanya.

Ibu....
Kami sadar,
Kami tahu,
Kami mengerti,
Berjuta tindakan yang kami lakukan untuk membuat kau tersenyum tak akan cukup mampu menggantikan derasnya cinta dan kasih sayangmu, takkan bisa menghapus air matamu dan takkan mampu menghentikan doamu pada Sang Pencipta.
Namun kami yakin,
Dan, kami percaya,
Satu doa yang kami ucapkan pada Sang Maha Kuasa cukup mampu membuat hati ibu sebahagia anak rusa, jiwa ibu sekuat pohon beringin, hidup ibu seindah bunga tulip di Amsterdam, pikiran ibu sebersih udara pegunungan, dan wajah ibu secantik bidadari surga.

Tuhan,
Di setiap sendi kehidupan, kami sering melukai hati ibu kami, kini saatnya kami memohon pada Engkau agar Kau bersedia mengobati luka ibu kami dengan curahan cinta, dan kasih sayangMu pada ibu kami sebagaimana ibu kami mencintai dan menyayangi kami. Aamiin

12.06.2012.
TMD - Giving spirit for you all.

Banyak menulis, banyak berkata, banyak berdosa. Maafkan admin ya sahabat TMD?

1 komentar:

  1. Like.. (y)

    Memang tidak ada manusia nomor 1 selain "IBU" ^_^

    BalasHapus